The best Side of reformasi intelijen
The best Side of reformasi intelijen
Blog Article
Di negara-negara demokratis, alasan utama penempatan pengaturan fungsi-fungsi intelijen di bawah legislasi setingkat undang-undang tersendiri adalah untuk memberikan parameter yang jelas pada mandat, tugas dan wewenang serta kerangka kerja yang authorized dan akuntabel. Mengingat ciri utama negara demokrasi adalah ketundukan pada hukum, maka satu-satunya cara memperoleh legitimasi publik adalah dengan mendasarkan seluruh sistem operasi intelijen pada kerangka hukum tertentu dan dapat diawasi oleh wakil rakyat di parlemen.
Dalam beberapa kasus, misalnya kasus Munir, pelaku-pelaku giat/operasi yang diadili atas pembunuhan Munir. Jika memang untuk menangani Munir tidak perlu dilakukan pendekatan keras, cukup dengan penggalangan cerdas, maka yang harusnya atau setidaknya ikut diadili adalah pemberi perintah dalam operasi tersebut.
Semakin kompleksnya ancaman keamanan membuat reformasi intelijen menjadi kebutuhan mendesak yang harus didorong oleh berbagai pihak.
[30] There are actually allegations of deliberate failure to manage using this chaos correctly, yet again rooting in loyalty on your Orde Baru
Untuk mencegah terulangnya pendadakan strategis perlu dilakukan penguatan terhadap intelijen di Indonesia. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam rangka penguatan intelijen negara.
Dalam sejarah perkembangan bangsa, Indonesia mengalami beberapa kali pendadakan strategis yang dampaknya cukup deadly. Beberapa pendadakan strategis tersebut adalah terorisme, konflik agraria, dan separatisme dan masalah perbatasan.
Rizal menambahkan bahwa tim pengawasan intelijen harus memiliki kekuasaan untuk melakukan investigasi terkait kasus-kasus ketidakberesan. Tujuannya adalah agar pengawasan tidak semata-mata formalitas belaka, melainkan juga mampu membongkar segala penyalahgunaan kekuasaan di dalam lembaga intelijen.
” yang sesungguhnya merefleksikan pemahaman aktivitas intelijen sebagau fungsi strategis suatu negara. Intelijen dipandang sebagai serangkaian aktivitas, baik analisis, koleksi, maupun aksi rahasia, yang dilakukan untuk mendukung kebijakan luar negeri suatu bangsa yang akan ternegasikan apabila kerahasiaan hal ini tidak dapat dipenuhi dan mengakibatkan perilaku negara lain yang menjadi focus on menjadi tidak terpengaruh.[19]
The structure on the guerrilla warfare within the article-1945 independence war, which divided the territory of Indonesia into armed forces command parts, was adopted as being a manifestation of Nasution’s “Center way” principle to fulfill the armed forces requires of ‘eradicating’ the PKI and holding political mendapatkan informasi lebih lanjut Management as a type of Dwifungsi ABRI
Media massa sangat efektif menggiring opini publik, untuk menghakimi sesuatu yang belum pasti terjadi. Medan perang intelijen ke depan adalah informasi dan pembentukan opini.
As said earlier mentioned, Suharto’s rule, which fell owing to numerous pressures,[28] left just one problem for The brand new federal government; armed forces structures which were still loyal to Suharto. ZA Maulani, who was The pinnacle of BAKIN under President Habibie, in an job interview in the media expressed Soeharto’s disappointment Along with the civilian elite who ‘betrayed’ him by quoting Suharto’s statement, “I have nurtured and promoted them considering the fact that the beginning in their profession but when I actually required their guidance, they rejected me.
Customers of the Cabinet (apart from the vice chairman) serves with the president's satisfaction, who'll dismiss them at will for no convey about.
Diskusi ini menekankan urgensi reformasi intelijen Indonesia. Pentingnya pengawasan yang akuntabel, pengelolaan sumber daya manusia yang profesional, serta peningkatan teknologi intelijen yang mandiri harus terus diperkuat.
These types of situations improve the eye which the posture of modern intelligence establishments and capabilities will not be achievable if we make reference to the organizational realities and present lawful foundation because they are an product of the authoritarian politics from the Orde Baru